Jumat, 19 November 2010

Google Operating System (2010)

Google Operating System 2010 Android LiveCD (No Instalation)
Welcome to LiveAndroid, a LiveCD for Android!
Language: English |.ISO |172.46 Mb
Want to give Google Android a try, but dont feel like buying a T-Mobile G1/G2/G3? LiveAndroid lets you download a LiveCD disc image of the Google Android operating system. Just burn the image to a disc, stick it in a CD-ROM drive, and reboot your computer and you can check out Android without installing it or affecting any files on your PC.

You can also use the disc image in a virtualization application like VirtualBox, VMWare or Microsoft Virtual PC if you want to try the operating system without even rebooting your computer. LiveAndroid v0.3 is here Features * OpenDNS added * Audio support * VirtualBox - Intel 8x0 AC97 * VMware - Ensoniq AudioPCI 1371/1373 * SD card support (512M) * Ethernet (DHCP) * Mouse wheel support * High-resolution support (800*600, 1024*768) * Apps added * Software Directory * AndroidVNC * PilotLines, Craigs Races, Super Mario * more net card driver added * Amd PCNET32 PCI * Broadcom 440x/47xx * CS89x0 * Intel PRO/100+ * NE2000/NE1000 * Realtek RTL-8129/8130/8139



link download?

liveandroidv0.3.rar.001



liveandroidv0.3.rar.002




DHCP Server di Linux dg client Linux & Windows

Server DHCP di Linux

DHCP server adalah sebuah service yg memberikan pelayanan dalam sebuah jaringan komputer dimana IP address (+ beberapa setting lain) tidak dipasang secara statis di masing2x komputer, melainkan diberikan oleh server secara dinamis (bisa juga statis tapi tetap diberikan oleh server, yg dikenal dg reservasi atau pencadangan IP address tertentu yg diberikan kepada komputer dg MAC address tertentu pula). Hal ini akan sangat membantu seorang administrator jaringan untuk mengelola suatu jaringan besar yg terdiri dari ratusan bahkan ribuan komputer dengan mempermudah pengelolaan jaringan dg memusatkan pengelolaan IP address jaringan dalam sebuah server. Jadi setiap komputer dalam jaringan akan meminta konfigurasi IP kepada server DHCP yg akan membagikan IP address sesuai konfigurasi yg dipasang di server tsb.

DHCP server berjalan di atas sistem Windows maupun Linux dg hampir tidak ada perbedaan dalam kemampuannya memberikan layanan utama berupa pemberian IP Address pada jaringan secara dinamis.

Karakteristik dari DHCP server yang berjalan di sistem Linux:

1. Server dapat berjalan lebih cepat & stabil. Sistem-sistem Unix clone sudah diakui mempunyai reliabilitas yang sangat tinggi dalam menjalankan aplikasi-aplikasinya, dan ini berarti termasuk juga di Linux yang juga merupakan salah satu clone Unix. Linux juga seperti turunan Unix lain dapat dioperasikan hanya dengan command text saja. Ini berarti resource yang dibutuhkan server pasti lebih kecil daripada resource yang dibutuhkan untuk menjalankan software berbasis grafis seperti di sistem Windows.
2. Dijalankan dengan dua aplikasi daemon untuk server dan client, misalnya : dhcpd (DHCP daemon) untuk server dan dhcpcd (DHCP client daemon) untuk client.
3. File-file setting untuk DHCP di Linux umumnya diletakkan di dalam direktori /etc dan /var/lib/dhcp
4. Setting DHCP dilakukan dalam sebuah file yaitu : /etc/dhcpd.conf dan akan menyimpan hasil transaksi penyewaan IP address di dalam sebuah file yang bernama /var/lib/dhcpcd.leases. Bila file ini tidak ada, DHCP tidak akan dapat bekerja.
5. Setting relatif mudah karena hanya dipusatkan di satu file saja (/etc/dhcpd.conf) dan hanya terdiri dari beberapa baris perintah untuk memberikan layanan yang cukup lengkap.

Bagaimana DHCP bekerja dalam Linux
Client DHCP bekerja sebagai program level aplikasi. Sekalipun mengkonfigurasikan beberapa aspek mendasar dari operasi kernel sistem operasi, namun tidak perlu dijalankan sebagai kode kernel level. Dalam hal ini semua yang dilakukan client sebenarnya adalah :

* Mengirim dan menerima beberapa paket UDP
* Mengekstrak nilai dari jawaban DHCPACK
* Menerapkan nilai tersebut pada sistem, seperti yang dilakukan ifconfig atau route.

Sedikit kesulitannya adalah client harus menangani lease DHCP sehingga setiap kali ia harus menghubungi server untuk memperpanjang lease terbaru. Untuk alasan ini, client berjalan sebagai “daemon”, yaitu aplikasi yang berjalan pada background, tidak terkoneksi ke terminal apapun (hal ini menjelaskan nama client dhcpcd, sekalipun untuk pertamakalinya akan tampak membingungkan).

Detail lease dicatat dalam dalam suatu file teks. Sekalipun mesin tersebut reboot dalam masa itu, client DHCP dapat menggunakan informasi ini pada saat berikutnya client me-request lease dari server DHCP. Dengan demikian satu mesin dapat menggunakan IP yg sama selama beberapa lama sekalipun alamat tersebut dialokasikan secara dinamis. Informasi ini juga disimpan dalam file dhcpcd.leases yg biasanya terdapat dalam direktodi /var/lib/dhcp

Instalasi DHCP server pada Linux

Cara menginstall server DHCP pada Linux relatif mudah. Di sini saya menggunakan Linux Mandriva 2007.1 yang merupakan turunan dari Red Hat Linux sehingga dapat menggunakan paket instalasi RPM yang lebih mudah. Perintah text instalasi secara manual misalnya seperti ini (sbg root) :

# rpm –ivh dhcp-server-3.0.5-7mdv2007.1.rpm

maka sistem akan menginstalkan paket instalasi DHCP server. Bila ada dependensi harus diinstall dulu secara manual. Tetapi pada distro Mandriva 2007.1 dapat dilakukan cara instalasi yang lebih mudah yaitu dengan menggunakan utility urpmi seperti ini :

# urpmi dhcp

maka sistem akan menginstallkan paket DHCP sekaligus dengan semua dependensi yang dibutuhkan. Untuk melakukan pengecekan apakah software sudah terinstall digunakan perintah :

# rpm –qa |grep dhcp

maka sistem akan menampilkan software-software terinstall yang mengandung kata “dhcp”.




Setelah instalasi selesai, sistem akan membuat file-file konfigurasi untuk DHCP yang terdiri dari 2 file utama yang harus ada untuk dapat menjalankan aplikasi DHCP yang diinstall, yaitu :

* /etc/dhcpd.conf
* /var/lib/dhcp/dhcpcd.leases

Isi dari file /etc/dhcpd.conf yang digunakan untuk memberikan layanan DHCP server pada jaringan bisa di setting sesuai kebutuhan dan dapat dipakai oleh DHCP client baik dari sistem Linux maupun dari sistem Windows. File /var/lib/dhcpd/dhcpcd.leases juga harus ada walaupun pada awalnya hanya sebuah file kosong. Tanpa file ini DHCP tidak akan berjalan. Sebagai contoh di sini kita akan setting server DHCP untuk kebutuhan2x sebagai berikut :

1. PC server DHCP (Linux Mandriva 2007.1) disetting IP statis 192.168.0.1

2. Memberikan alamat IP antara 192.168.0.11 dan 192.168.0.100 pada jaringan

3. Memberikan pada client setting-setting sebagai berikut : subnet mask 255.255.255.0, alamat broadcast 192.168.0.255, default gateway 192.168.0.1, server DNS 192.168.0.10, nama domain default adalah jarkom.net, dan server WINS pada 192.168.0.11 (untuk client windows versi lama)

4. Memberikan lease-lease untuk waktu default 6 jam dan maximal 12 jam

5. Memberikan reservasi alamat IP untuk kartu ethernet dengan MAC address 00-14-2A-06-18-D5 dengan alamat 192.168.0.30 pada komputer Windows XP dan MAC address 00-0C-29-77-78-67 dengan alamat 192.168.0.50 pada komputer Linux openSUSE 10.2

Untuk kebutuhan setting seperti itu maka isi file /etc/dhcpd.conf harus diedit & disesuaikan sehingga menjadi seperti dalam gambar berikut yg sudah diberikan keterangan penggunaan masing2x barisnya.




Dan kemudian untuk menjalankannya harus dilakukan restart terhadap service-nya dulu :

# /etc/rc.d/init.d/dhcpd restart

Perintah ini juga harus selalu dilakukan setelah melakukan perubahan apapun pada isi file /etc/dhcpd.conf. Kemudian apabila menghendaki agar DHCP server selalu start secara otomatis pada saat komputer dijalankan, maka perintah “/etc/rc.d/init.d/dhcpd start” harus dimasukkan dalam file /etc/rc.local yang berfungsi seperti file autoexec.bat dalam sistem Windows.

Instalasi DHCP Client

Memperoleh IP address dinamis server DHCP dari PC client dilakukan dengan cukup mudah baik pada sistem Windows maupun pada sistem Linux. Dan keduanya juga dapat dikonfigurasi dengan menggunakan utility grafis maupun text command. Cara instalasinya misalnya seperti demikian :

1. Client Windows XP Professional SP2.

Dari client Windows bisa dilakukan setting untuk permintaan IP addres di server dengan memilih Obtain dalam halaman setting Control Panel – Network.

Atau juga dapat dengan command text di command prompt dengan mengetikkan di Command Prompt perintah untuk meminta lease IP address baru pada server DHCP :

C:\> ipconfig /renew

Dan bila diinginkan untuk menghapus konfigurasi lesase DHCP yang sedang berjalan digunakan perintah :

C:\> ipconfig /release

Untuk melihat konfigurasi yang telah terpasang, gunakan perintah :

C:\> ipconfig /all




2. Client Linux openSUSE 10.2

Untuk DHCP client di Linux juga relatif mudah memasangnya, pertama dengan menyesuaikan setting di file /etc/sysconfig/network/ifcfg-eth0-[mac-address] seperti gambar berikut. Catatan : path dan nama file bisa tidak sama tergantung distro Linux yang dipakai. Path dan nama file tadi adalah untuk distro Linux openSUSE 10.2 yang saya pakai di sini.




Kemudian cek apakah aplikasi dhcpcd sudah terinstall di komputer Linux yg akan dijadikan DHCP client (cat : untuk distro selain openSUSE mungkin bisa berbeda) :

# rpm -qa |grep dhcpcd

Kalau belum terinstall, install dulu dengan menggunakan tool YaST untuk software DHCP client. Bisa lakukan dg memasukkan kata “dhcpcd” di kolom search software. Setelah muncul, beri check lalu jalankan instalasi. Setelah instalasi selesai ulangi pengecekan di shell dg perintah yg sama.

Kemudian gunakan command text seperti berikut untuk melepas lease IP (dhcpcd –d –k eth0) dan merequest IP address dari server DHCP (dhcpcd –d –B eth0):



Opsi –k >>> adalah untuk melepas lease IP yang sedang berjalan

Opsi -B >>> adalah untuk meminta lease IP baru pada server DHCP

Opsi -d >>> adalah agar dhcpcd mengirimkan banyak informasi ke file /var/log/messages yang akan berguna untuk mengetahui seriap detail proses yang terjadi, termasuk untuk memudahkan troubleshooting bila ada suatu masalah yang terjadi. File tersebut salah satu file log terpenting dalam Linux yang mencatat hampir semua peristiwa yang terjadi dalam sistem, termasuk semua yang terjadi pada saat koneksi DHCP server & client terbentuk.

Gambar berikut adalah menampilkan isi dari file /var/log/messages di shell secara dinamis dengan menampilkan terus menerus baris-baris terbaru yang terjadi, dengan menggunakan perintah :

# tail –f /var/log/messages



Pada client DHCP yang menggunakan Linux, apabila menggunakan konfigurasi DHCP untuk mendapatkan nama domain dan alamat DNS server dalam jaringan, maka setelah client mendapatkan lease IP baru dari server DHCP, maka otomatis DHCP akan merubah isi file /etc/resolv.conf yaitu sebuah file yang berisi konfigurasi nama domain & alamat DNS server untuk komputer yang bersangkutan. Sehingga bila file itu sudah berisi suatu setting tertentu secara manual, maka DHCP akan menghapusnya dan menggantinya dengan konfigurasi yang ada di server DHCP. Sebenarnya hal ini bisa dihindari dengan menambahkan satu opsi lagi dalam command text sewaktu meminta lease IP baru dari server. Opsi-opsi itu dapat dilihat dengan menjalankan perintah :

# man dhcpcd

atau

# dhcpcd –help

Setelah ada DHCP client yang meminta lease IP baru ke server DHCP, maka dhcpd akan menuliskan setiap penyewaan IP yang terjadi ke sebuah file yang bernama : /var/lib/dhcp/dhcpcd.leases di server DHCP. Isi file tersebut adalah seperti gambar berikut :






Remote Control VNC untuk Linux dan Windows

Remote Control VNC untuk Linux dan Windows


VNC adalah sebuah software remote control, dimana dg melalui software ini suatu komputer dapat melakukan akses untuk bekerja di suatu komputer lain yg terhubung dg jaringan. Hal ini dapat dilakukan baik dalam lingkungan LAN (Local Area Network) yg relatif berjarak dekat sampai dalam jaringan internet yg dapat berjarak ribuan kilometer.Teknologi remote control sebenarnya bukanlah barang baru. Kehadiran teknologi ini sudah cukup lama di dunia komputerisasi. Di dalam dunia operating system UNIX beserta keluarganya, komunikasi remote sudah sangat biasa dilakukan oleh penggunanya. Operating system yang berbasiskan UNIX memang telah dikenal lama sebagai salah satu operating system jaringan yang menonjol dalam aplikasi-aplikasi jaringan termasuk fasilitas untuk mengontrol komputer melalui jaringan dari jarak jauh yang juga telah dilengkapi dengan fasilitas keamanan yang sangat baik. Maka dari itulah teknologi remote control pada awalnya lebih banyak digunakan di lingkungan Unix, termasuk juga dalam operating system Linux.

Remote control di Linux/Unix yang secara native menggunakan command shell dilakukan hanya dengan menampilkan teks saja. Ini karena semua OS clone Unix dapat dioperasikan hanya dengan command text. Contoh yang paling banyak digunakan adalah koneksi SSH. SSH merupakan fasilitas remote yang building pada semua operating system Linux. Selain bisa menyediakan koneksi remote, SSH juga cukup aman untuk digunakan.

Setelah mengetikkan command text pada baris pertama, sistem akan meminta untuk dimasukkan password. Dan setelah password dimasukkan secara benar, maka tampilan prompt akan berubah menjadi tampilan prompt di komputer remote seakan-akan kita sedang berada di depan komputer remote yang mungkin saja berjarak beberapa meter ataupun ribuan kilometer dari komputer client.

Tetapi karena pada tahun2x belakangan ini, terutama dg berkembangnya sistem operasi Macintosh & Windows yang berbasis grafis (yg juga diikuti secara pesat oleh Linux), maka muncul kebutuhan yang lebih besar lagi untuk menggunakan remote control yang tidak sekedar dapat menampilkan text saja. Maka kemudian muncullah program-program remote control yg berbasis grafis seperti PCAnywhere, Radmin, dll. Salah satu dari software remote control berbasis grafis yang terkenal adalah VNC (Virtual Network Computing) yg akan kita pakai di sini.

Penggunaan Remote Control sangat membantu pekerjaan seorang administrator jaringan yang membutuhkan suatu tool yang handal untuk dapat menjangkau seluruh komputer yang ada dalam jaringannya atau karena suatu sebab tidak dapat berada di depan komputer yang bersangkutan, sehingga perbedaan lokasi yang jauh tidak menjadi masalah untuk dapat melakukan pekerjaan sehari-hari. Teknologi remote control saat ini sudah cukup maju dengan adanya software-software semacam VNC yang sangat powerfull karena kecepatannya, tampilannya yang berbasis grafis, dapat dijalankan menggunakan browser, dan dapat digunakan sama baiknya dalam platform komputer yang sama maupun dalam platform komputer yang berbeda seperti lintas platform antara Linux dan Windows.

Karakteristik VNC
Karekteristik yang merupakan keunggulan dari software VNC dibanding software-software sejenis adalah :
1. Multi platform. Software VNC ini dapat digunakan dengan baik di lingkungan Windows, Linux, Beos, Macintosh, Unix dll. bahkan penggunaannya juga dapat dilakukan secara lintas platform. VNC client & VCN server dapat saling diakses misalnya dari sistem Windows ke sistem Linux, maupun dari sistem Linux ke sistem Windows.
2. Client-server. Software terdiri dari aplikasi server & client dan harus diinstall di kedua sisi. Bagi orang-orang tertentu hal ini mungkin malah merepotkan, tapi ini juga berarti melindungi privacy komputer yg menggunakan VNC yang diniatkan untuk sesuatu yang positif.
3. HTTP support. VNC dapat diakses menggunakan default port 5900 atau 5901 untuk TCP maupun port 5800 atau 5801 untuk HTTP. Jadi sebuah VNC server juga dapat diakses oleh VNC client menggunakan sebuah browser seperti Mozilla Firefox, Opera, dan Internet Explorer dengan menggunakan java aplet.
4. Transparan. VNC adalah sebuah program yang sopan, tidak seperti beberapa software remote desktop lain yang menyembunyikan keberadaan dirinya dari user awam sehingga dapat dikategorikan sebagai sebuah software trojan yang akan dideteksi oleh software antivirus. Apabila sebuah komputer Windows dipasang VNC server, akan muncul sebuah icon kecil logo VNC di sebelah kanan taskbar yang akan berubah warna apabila komputer tersebut sedang diakses. VNC juga mengharuskan kita memasang password untuk bisa diaktifkan. Sebelum password dipasang, ia tidak akan mau bekerja.
5. Across internet. VNC dapat digunakan across internet. Cukup mengetahui nomor IP Address dan password VNC tujuan, kita dapat memperlakukannya menjadi program semacam PCAnywhere untuk mengontrol komputer dari jarak jauh melalui Internet.
6. Open Source. VNC bersifat Open Source dengan lisensi GPL (General Publik License). Dengan sifatnya ini, kita bisa dengan leluasa menggunakan dan mendistribusikannya, meski tentu saja harus mengikuti sifat lisensi open-source-nya. VNC telah disediakan secara gratis sejak tahun 1988 dan telah didownload lebih dari 50 juta copy

VNC menggunakan protokol yang sederhana berbasiskan RFB (Remote Frame Buffer). Protokol ini memungkinkan aplikasi remote mengupdate framebuffer yang ditampilkan di pengguna. Viewer di VNC tersedia untuk sistem UNIX, Linux, MS Windows, bahkan PDA. Saat ini VNC memang telah berkembang menjadi beberapa versi yg masing-masing juga dapat dijalankan dalam platform yang berbeda-beda, misalnya saja RealVNC (www.realvnc.com), TightVNC (www.tightvnc.com), dan metaVNC (http://sourceforge.net/projects/metavnc). RealVNC sekarang juga telah mempunyai versi Free, Personal edition, dan Enterprise edition, masing-masing punya harga & kemampuan yang berbeda-beda.

Instalasi VNC di Windows XP
Untuk platform Windows kita bisa menggunakan software RealVNC yg cukup bagus dan juga dapt digunakan secara gratis. Misalnya di sini kita memakai : vnc-3.3.7-x86_win32.exe.

Instalasi software VNC di Windows sangat mudah, hanya dengan menjalankan file executable instalasinya saja, mengikuti step-step instalasi yang semuanya menggunakan form-form grafis, kemudian VNC sudah siap untuk digunakan. Step-step singkat instalasinya adalah sebagai berikut :
1. Double-click pada file instalasinya, misalnya : VNC.3.3.7-x86_win32.exe.

2. Setelah tampilan window welcome & perjanjian lisensi, instalasi akan meminta memasukkan lokasi software & komponen apa saja yang dipilih.
3. Lalu setelah menentukan folder untuk start menu, instalasi akan meminta kita untuk memilih beberapa opsi tambahan berupa pembuatan icon di desktop & mendaftarkan sebagai system service.



4. Setelah tampilan review, instalasi akan berjalan sampai selesai. Setelah itu VNC akan meminta kita memasukkan password untuk dapat menjalankan service-nya dan memberi check pada bagian Accept Socket Connections. Enable Java Viewer akan mengaktifkan kemampuan akses VNC menggunakan Java aplet. Sedangkan beberapa opsi lain adalah untuk disconnect & tampilan secara remote. Setelah click Apply & OK maka instalasi VNC server & client di Windows XP telah selesai dan dapat langsung digunakan.



5. Sampai di sini service VNC di Windows telah dapat digunakan baik sebagai server maupun client.

Instalasi VNC di Linux


Untuk platform Linux di sini kita menggunakan software TightVNC yang merupakan pengembangan dari VNC standard yg juga dapat digunakan secara gratis. Versi VNC ini dirancang untuk penggunaan remote control untuk media jaringan yang lambat seperti koneksi dial-up modem. Karena itu akses dari VNC versi ini sangat cepat sesuai sifatnya yang memang dirancang untuk penggunaan jaringan dengan koneksi terbatas. Software ini sudah include dalam distro Linux Mandriva 2007.1 yang kita pakai di sini. Tinggal melakukan instalasi saja. Software-software tersebut adalah :
- tightvnc-server-1.2.9-16mdv2007.1
- tightvnc-doc-1.2.9-16mdv2007.1
- x11-server-xvnc-1.2.9-16mdv2007.1
- tightvnc-1.2.9-16mdv2007.1

Instalasi VNC di Linux secara basic adalah menggunakan command text yang diketikkan dalam shell. Misalnya untuk distro-distro Linux turunan Red Hat dapat menggunakan metode instalasi RPM (RedHat Package Manager).

Satu masalah yang sangat menyulitkan pengguna Linux dalam hal instalasi adalah masalah dependensi atau ketergantungan suatu software dengan software lain. Jadi kalau instalasi tidak mau berjalan karena software membutuhkan sebuah software lain yang jadi syaratnya, kita harus menginstalkan dulu software dependensi-nya itu yang mungkin juga masih membutuhkan software lain lagi untuk berjalan.

Karena di sini kita menggunakan Linux distro Mandriva 2007.1, sebuah distro yg juga merupakan turunan dari distro RedHat, jadi dalam penginstalan aplikasinya dapat menggunakan metode instalasi RPM yg lebih mudah daripada melakukan penginstalan dari source code. Bahkan dalam keluarga distro Mandrake/Mandriva seperti pada Mandriva 2007.1 ini sudah dilengkapi dengan tool tambahan untuk kemudahan penginstalan suatu paket software di dalam shell, yaitu “urpmi”. Bahkan keluarga distro ini juga sudah menyediakan suatu tool installer software berbasis grafis yg sangat bagus yg terdapat pada semacam control panel yg bernama MCC (Mandriva Control Centre). Instalasi via shell untuk software tightvnc seperti berikut (sebagi root) :

# urpmi vnc

maka software tightvnc akan terinstall lengkap dengan semua dependensinya.

Sedangkan instalasi dengan tampilan grafis menggunakan MCC adalah sebagai berikut :
1. Buka (double click) menu Configure Your Desktop di Linux Mandriva 2007.1 sehingga muncul window MCC Kemudian pilih tab sebelah kiri pada bagian Software Management
2. Buka bagian Install Software Packages, search dengan kata “vnc”, maka software2x yang berhubungan dengan vnc akan muncul. Kemudian pilih yang akan diinstall.

vnc_mdv5.jpg

3. Klik Apply, maka proses instalasi akan berjalan menginstalkan software yang dipilih berikut semua dependensi yang dibutuhkan olehnya.
4. Setelah semua software yang dibutuhkan terinstall, dapat dilakukan pengecekan dengan menggunakan RPM untuk memastikan semua software yang dibutuhkan sudah terinstall.

# rpm -qa |grep vnc

maka sistem akan menampilkan software2x yg berhubungan dg vnc yg telah terinstall.

5. Langkah berikutnya adalah melakukan setting terhadap aplikasi vncserver agar komputer Linux dapat di remote dari komputer lain melalui jaringan. Caranya adalah dengan mengetikkan :

# vncserver :1

Maksudnya adalah menyuruh vncserver untuk membuka koneksi remote dari luar untuk virtual desktop 1 (hal ini karena tidak seperti Windows, Linux mempunyai banyak virtual desktop). Kemudian sistem akan meminta untuk memasukkan password. Setelah password dimasukkan, maka vncserver sudah aktif dan siap untuk di remote dari komputer lain. VNC server juga akan membuat sebuah script yaitu .vnc/xstartup yang akan diletakkan di home direktori user yang digunakan waktu melakukan setting vncserver. Jadi letak dan isi dari file script ini akan berbeda tergantung dari siapa user yang sedang aktif saat melakukan setting, dan sistem Linux (distro) apa yang digunakan.



6. Kemudian terakhir adalah memastikan service vncserver berjalan dengan baik dengan melakukan perintah :
# /etc/init.d/vncserver start
# /etc/init.d/vncserver restart



Menggunakan VNC di komputer Windows
Cara menggunakan VNC di desktop Windows sangat mudah, karena dapat langsung diakses dari menu Start ataupun dengan klik dua kali pada icon yang ada di desktop (kalau fasilitas ini diinstall pada saat instalasi program). Kemudian akan muncul sebuah window untuk memulai koneksi dengan memasukkan IP address atau nama komputer tujuan yang akan diakses.




Sebelum mulai membuka koneksi, kita masih bisa memilih beberapa opsi yang mungkin akan digunakan dengan mengklik tombol Options.. maka akan muncul window Connection Options… yang bisa digunakan untuk melakukan setting penggunaan mouse, kemudian untuk Display bisa dipilih hanya untuk view saja atau Full-screen mode. Sedang pada bagian Misc terdapat opsi-opsi untuk menshare koneksi dengan user lain dan mendisable clipboard transfer.

Menggunakan VNC di komputer Linux

Menggunakan VNC di komputer Linux sedikit lebih sulit karena biasanya VNC tidak langsung membuatkan menu atau sebuah icon shortcut di desktop, tapi kita harus mengetikkan perintahnya langsung dari shell atau membuat icon shortcut sendiri secara manual. Cara menjalankan VNC dari shell adalah dengan mengetikkan perintah sbb :

> vncviewer (Tekan Enter)

maka akan muncul menu untuk menuliskan IP address atau nama komputer dan password seperti ini :




Atau bisa juga dengan langsung menuliskan command-nya di shell secara lengkap dengan opsi-opsi yang diinginkan. Perintah-perintah VNC dapat dilihat dengan mengetikkan kata “vnc” diikuti dengan menekan tombol tab, sedangkan opsi-opsi tambahan untuk perintah-perintah VNC dapat dilihat di manualnya dengan menggunakan perintah man atau –help.

# man vncserver

atau

# vncviewer –help

Setelah address tujuan dan password dimasukkan akan terbuka sebuah window yang akan berisi tampilan desktop dari komputer yang sedang kita akses secara remote. Hasil tampilan dari komputer remote dengan menggunakan VNC di Linux tidak ada perbedaan dengan di Windows. Hanya saja pada tampilan VNC di Windows mempunyai beberapa fasilitas yang sulit dilakukan di Linux. Misalnya saja fasilitas untuk mengirimkan perintah Ctrl-Alt-Del yang lazim digunakan di komputer Windows, pada VNC di Windows hal ini dapat dilakukan dengan klik kanan di bagian atas konsol aksesnya, tapi di Linux tidak dapat dilakukan. Tapi kekurangan itu dapat diatasi dengan adanya kemampuan VNC untuk diakses melalui browser yang menyediakan fasilitas sama baiknya untuk Windows ataupun Linux.



Menggunakan VNC secara lintas platform

Satu hal yang sangat menarik dari VNC adalah kemampuannya yang dapat dioperasikan secara lintas platform. Suatu VNC viewer yang dijalankan dari komputer platform apapun (Linux, Windows, Mac, dll.) dapat juga digunakan untuk mengakses komputer yang telah diinstall VNC server juga dalam platform apapun (Linux, Windows, Mac, dll.). Saya telah menggunakan VNC pada sesama komputer Windows, pada sesama komputer Linux, dari komputer Windows ke komputer Linux, dan dari komputer Linux ke komputer Windows, yang telah dicoba aksesnya menggunakan file vncviewer di Linux & Windows dan juga melalui browser Mozilla Firefox & Internet Explorer dari masing-masing platform, dan berjalan dengan baik. Gambar berikut adalah contoh penggunaan VNC viewer dari komputer Linux openSUSE 10.2 untuk mengakses secara remote komputer Windows XP Professional menggunakan port HTTP 5800 melalui browser Firefox.




[Tutorial] Remote desktop murmer via VNC di VPS berbasis CentOS

bahan2:
- low end VPS
- putty
- RealVNC client for WinXP

langkah2:
1. pilih & beli VPS murah meriah, untuk referensi bisa ke http://www.lowendbox.com atau ke forum WHT.
dan kalo bisa pilih yg minim RAMnya 512mb atau burstable 1gb

3. setelah dpt VPS rebuild OSnya ke centos 5.3 x86 64bit

2. buka putty, login via ssh ke root vps

3. install vnc dan x dg command:
yum -y install vnc vnc-server x11-xorg
yum groupinstall "X Window System"


4. install rpmforge:
yum install yum-priorities
rpm --import http://dag.wieers.com/rpm/packages/RPM-GPG-KEY.dag.txt
wget
rpm -i rpmforge-release-0.3.6-1.el5.rf.i386.rpm

5. install fluxbox buat desktopnya, knp fluxbox? krn dia cuman makan 5mb RAM
yum install fluxbox

6. eksekusi VNC-nya pake command vcnserver trus masukin password buat akses VNCnya nanti

7. bunuh VNCnya, pake perintah:
pkill -9 vnc
rm -rf /tmp/.X1*

8. edit xstartup dg nano:
nano /root/.vnc/xstartup
hapus baris terakhir (twm &) ganti dengan: fluxbox &
trus save n tutup nano-nya

9. start lagi command vncserver

10. buka realvnc client, masukin ip address vps dg format:
ipaddress:1
klik ok, masukin passwod dan voilaaa...


Enjoy Backtrack 4 even more...with Fluxbox!!!

If your here you obviously want to get your Flux on in Backtrack 4. When the developers didn't incorporate Fluxbox into Backtrack 4 I was bummed, but understood their reasoning. While most everyone is just fine using KDE as a window manager in Backtrack 4, I prefer a more light weight and fast window manager like Fluxbox to do my auditing and testing in. With all that being said, I'll now show you how to install Fluxbox in just a few easy steps.


Step 1.
Well the first thing your going to have to do is install Fluxbox, but first lets make sure your system is up to date. Open a shell and type:

apt-get update && apt-get upgrade

Once the updates finish downloading and installing (if any) in the same shell type:

apt-get install fluxbox

This will install everything we need to start using Fluxbox.


Step 2.
Now, log out of your KDE session and in your tty1 session type:

echo "exec startfluxbox" > ~/.xinitrc

What this command does is add the line "exec startfluxbox" to your ~/.xinitrc file. This determines what window manager loads when you type "startx".


Step 3.
Now for the fun part, in your tty1 session type:

startx

Fluxbox, right? If you ever used Fluxbox before you know to access the menu you need to right click the desktop....but whats this!?! All your menu items....they're gone!?! Not to fear my fellow minimalists, I had a good couple weeks to type you guys up a whole custom Fluxbox menu especially for Backtrack 4. You can download the custom menu file here. When you are prompted to choose a location for the file to download to, download it to:

~/.fluxbox/

You will then be prompted again that a file named "menu" already exists, click replace to replace to old menu file with the new one. If it downloads to another location you need to move it to the ~/.fluxbox/ directory or it will not work! Alright, did you notice when you right click the desktop your menu is different? Everything from the KDE version of the menu is included and in the same spots, so you wont have to do any searching for tools.


Step 4.
But wait, nothing automatically starts up in Fluxbox like it did in KDE? There is a simple fix for that problem. Open a shell and type:

cd .fluxbox/ && nano startup

This will start a nano session. The Fluxbox startup script has lots of options you can mess around with, but we need to scroll down to the bottom until you see:

# Applications you want to start with fluxbox.
# MAKE SURE THAT APPS THAT KEEP RUNNING HAVE AN "&" AT THE END.
#
# unclutter -idle 2 &
# wmnd &
# wmsmixer -w &
# idesk &

What we want to do here is erase the four commented out entries and add our own, for instance:

# Applications you want to start with fluxbox.
# MAKE SURE THAT APPS THAT KEEP RUNNING HAVE AN "&" AT THE END.
#
wicd-client &
/opt/kde3/bin/kmix &
/opt/kde3/bin/kpowersave &

This will start three things when Fluxbox starts, Wicd Network Manager, Kmix, and Kpowersave.


And that's it! Aside from configuring Fluxbox how you like, your set. Pretty easy, right? You can now enjoy Backtrack 4 through a different, more light weight window manger.

Please post any feedback or questions you may have, thanks for reading!